Sabtu, 02 Mei 2009

Tips Trik Penting

Tips dan Trik Penting

Tips dan trik bagaimana memelihara adenium agar tetap sehar, rajin berbunga dan jauh dari penyakit. Selain itu juga cara bagaimana kita membuat adenium sehingga berbentuk bonsai atau cara memperbanyak dengan singkat





Bagi para pencinta dan kolektor tanaman hias khususnya Adenium, dengan datangnya musim penghujan berarti akan menambah pekerjaan. Hal ini dikarenakan dengan curah hujan yang terlalu banyak bisa menimbulkan masalah busuk akar.

Memang bagi kalangan tertentu, hal ini tidak menjadi persoalan, karena mereka memakai plastik UV untuk menutupi areal kebun koleksinya, namun bagi kebanyakan orang tentu akan merepotkan.

Ada beberapa tip yang saya dapatkan dari saudara-saudara saya di millis indoadenium (mohon MAAF tidak disebutkan semuanya), diantaranya Om Hartono. Beliau menganjurkan bahwa bagi yang tidak menggunakan plastik UV, mulai periksa media tanam, kalau sudah terlalu keras dan padat mending diganti dari sekarang, toh musim hujan baru dimulai bulan Oktober ( kalau normal ). Di musim kemarau seperti sekarang bukan berarti tidak ada hujan sama sekali lho!

Pencegahan yang perlu dilakukan selama musim hujan adalah sbb :

* Tabur media dengan kapur pertanian ( dolomit ) untung mengurangi keasaman PH tanah.

* Periksa lubang drainase pot, pastikan sisa air bisa cepat terbuang habis setelah disiram atau setelah hujan, tambahkan lubang pot bila perlu.

* Kocor dan semprot secara berkala 1-2 bulan sekali dengan insektisida, fungisida, dan bakterisida secara bergilir (pakai dosis minimal kalau tidak ada serangan hama dan penyakit cair = 1 cc / lt air, bubuk = 1 gr / lt air)

* Taburkan furadan pada media tanam, biasanya banyak cacing saat musim hujan.

* Pupuk seperti biasanya.

* Siram menurut kebutuhan ( cukup basah tapi tidak menggenang )

* Bagian terpenting adalah penyiangan dan pengamatan, semakin cepat diketahui dan diobati semakin mudah pengendalian hama dan penyakit.

Demikian prosedur diterapkan dikebun Om Hartono, beberapa diadopsi dari pekebun Thailand.

Selama ini hasilnya bisa mengurangi tingkat kebusukan secara signifikan, tetapi tentu saja tidak menghilangkan resiko busuk 100%.





Adenium bentuknya memang unik. Apalagi jika berbunga, cantik sekali. Kini banyak silangan adenium yang menampilkan bunga dengan bermacam warna. Tapi sayangnya jika sekali berbunga, ditunggu-tunggu yang selanjutnya lama baru berbunga.

Padahal, adenium bisa dibuat berbunga sepanjang waktu. Chandra Gunawan, pehobi adenium, telah membuktikannya di Godongijo, nursery-nya yang luas di Sawangan (Bogor). Berikut ini tipsnya agar tanaman asal gurun pasir itu rajin berbunga.

Pemangkasan adalah kuncinya. Batang adenium yang tumbuh memanjang akan memberi kesan berantakan. Pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai dengan keinginan pehobi. Kalau mau yang bentuknya tinggi maka batang yang dipotong juga agak tinggi pula. Selain batang utama, pemangkasan cabang juga dilakukan. Tujuannya agar tampil rimbun. Pemangkasan cabang tersebut, juga bisa memutus siklus hidup hama dan penyakit, serta kunci utama untuk membungakan adenium secara serempak di tiap cabangnya.

Pemangkasan itu akan menghasilkan tunas-tunas baru di tiap cabang yang dipangkas. Dari tunas baru inilah, nanti bakal keluar bunga. Tapi yang harus diperhatikan sebelum melakukan penggundulan, pastikan tanaman itu sehat dan media tanamnya subur. Pemberian pupuk slow release atau NPK sebaiknya dua minggu sebelum ”eksekusi” itu.

Menurut Chandra, yang jarang diperhatikan oleh pehobi adalah kesterilan alat pemotong. Gunting atau pisau yang dipakai sering kali kotor.

Peralatan yang tidak steril seringkali menyebabkan kegagalan. Sebab bekas irisannya menjadi busuk yang bisa merembet ke bagian lain. Harapan untuk memperoleh adenium yang indah, sirna karena kecerobohan.

Sebaiknya pemangkasan dilakukan di pagi hari agar bekas potongan bisa cepat kering. Tidak disarankan penggundulan itu dilakukan di musim hujan, sebab batang yang baru terpotong bila terkena air akan membusuk.

Jika adenium yang sudah gundul sejak awal dalam kondisi bagus, tanaman sehat dan kondisi medianya subur maka dalam tujuh sampai 12 hari sesudah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru dan enam sampai delapan minggu kemudian muncul kuncup bunga.

Jangan lupa menaruhnya di tempat yang mendapat matahari minimal tujuh jam per hari. Sebab tanaman ini menyukai sinar matahari. Jika tidak terkena matahari maka proses pembungaan akan gagal. Kuncup yang sedang terbentuk bisa gagal.



Memperindah Batang Adenium

Selain memperindah batang dan bunga, adenium sangat diharapkan penggemarnya memiliki bonggol besar dan unik. Sebelumnya telah diulas untuk menumbuhkembangkan adenium agar memiliki batang yang indah dengan tata cara pengembangbiakan.

Layaknya manusia, adenium dalam berkembangbiaknya tergantung dari gen indukan. Kelangkaan bonggol bagus membuat beberapa penggemar bereksperimen merancang bonggol sejak tanaman masih berumur muda. Bonggol muda berukuran 4 smapai 5 cm sudah dapat dibentuk.

Dari sisa umbi masih bisa tumbuh akar, bahkan bentuknya lebih rapi karena akar muncul serempak dari pinggir bonggol yang menganga. Memaksa bonggol untuk tumbuh besar memang relatif sulit. Salah potong dan penanganan tidak tepat membuat tanaman merana dan mati.

‘’Itu sebabnya kebanyakan penggemar menggunakan tanaman sakit untuk dipotong. Kompensasinya jika tanaman mati maka tidak merasa rugi. Sebenarnya beberapa penggemar malah menggunakan bonggol baru yang sehat. Justru tanaman yang sehat lebih cepat pulih, setelah dilukai. Masa pemulihan tanaman yang relatif lama, bahkan risiko mati.

Pilih tanaman yang batangnya berwarna hijau, mulus dan bebas penyakit puru,’’ kata salah seorang penggemar sekaligus pebisnis tanaman hias di seputaran Denpasar, Komang Suweca, Kamis (28/2) kemarin di Denpasar.

Meskipun bentuk bonggol bagus, tetapi jika dipenuhi dengan puru akan mengurangi keindahan tanaman. Selain sehat, syarat lain adalah pertumbuhan tanaman harus bagus. Itu ditandai dengan adanya guratan di sekitar bonggol yang menandakan pertumbuhannya cepat.

Supaya penampilan terlihat cantik dan unik, gunakan bonggol sehat dan bercabang banyak. Tidak ada syarat khusus untuk ukuran tanaman. Baik kecil bisa dipermak menjadi besar. Jika digunakan bonggol bercabang banyak, ketika besar sosok tanaman akan terlihat eksklusif.

Setelah tamanan adenium tersedia dan siap dilakukan pemolesan dengan cara:

* Siapkan pisau besih/carter yang tajam dan seteril.

* Cabut tanaman dari pot perlahan-lahan dengan cara menggoyang-goyangkan agar bonggol dan akar merenggang, tujuannya agar akar tidak putus. Kalau perlu dilakukan perendaman menggunakan air melalui selang air dimasukan ke dalam media, sehingga tanah gembur. Perlahan tanaman angkat dan akar tetap utuh.

* Letakkan tanaman di atas kertas atau talenan.

* Potong tanaman tepat di bagian yang paling besar dari bonggol. Lakukan perlahan-lahan supaya bonggol tidak retak. Setelah itu celupkan batang yang sudah dipotong ke dalam larutan fungisida selama 6 sampai 10 menit. Selanjutnya angkat dan keringkan di tempat teduh selama 30 sampai 60 menit.

* Olesi dengan zat perangang akar, rooton F atau atonik untuk memacu pertumbuhan akar. Supaya bekas potongan seteril, olesi luka dengan bawang putih. Bawang putih bukan untuk memacu pertumbuhan, tetapi mensterilkan luka.

* Selanjutnya kering-anginkan di tempat teduh selama 5 sampai 10 menit.

* Tanam kembali dan simpan ditempat teduh.

Adenium dinilai karena bonggolnya. Orang pun berlomba-lomba menggemukkan bonggol adenium. Celakanya, salah penanganan, tanaman malah busuk. Alih-alih adenium menjadi bagus, malah kadang jadi mampus. Ini catatan kecil mengenai cara membesarkan bonggol adenium secara baik dan benar.

Hampir 90 % sel tanaman tersusun air dan tidak salah bila dikatakan dimensi tanaman sangat tergantung dengan banyaknya air yang ditampung dalam sel (vacuola / rongga sel). Faktor-faktor yang berpengaruh dalam hal ini adalah tingkat kelenturan (extensibilitas) dinding sel dan besarnya influk air ke dalam sel.

Tingkat pertumbuhan sel meningkat dengan cepat bila extensibilitas sel dan influk air ke dalam sel juga meningkat. Nah tinggal dicari apa yang mempengaruhi dua faktor tersebut di atas.

Perlu digarisbawahi, pertumbuhan sel tanaman dimulai dengan pemanjangan (ratio pemanjangan jauh lebih tinggi dari pelebaran) dan disebut pertumbuhan primer. Setelah tahap pemanjangan sampai titik maksimum kemudian diikuti pertumbuhan kearah lateral/pelebaran (pertumbuhan sekunder). Pertumbuhan selanjutnya terjadi pada titik tumbuh baru (meristem) dengan mekanisme dan proses yang sama seperti di atas.

Bahwa hormon auksin, hormon giberelin, dan ekspansin (sejenis senyawa protein) dipercaya dapat meningkatkan kelenturan dinding sel.

Berita baik, urea yang sudah sangat kita kenal mempunyai dampak mirip dengan kerja ekspansin. Berita buruk, hati-hati dengan urea, tanaman mudah layu dan dinding sel jadi rawan pembusukan.

Mungkin tambahan 1 sendok makan (10 gram) urea dilarutkan dalam 25 liter air (setara 186 ppm urea 46%) diberikan satu minggu sekali akan cukup aman.

Catatan : bila pakai urea, agar efektif pastikan media tanam jangan pasir melulu, karena urea seperti halnya pupuk organik yang lain, perlu dekomposisi oleh mikroorganisme sebelum dapat diserap tanaman.





Awas …! Hati-hati bagi pemilik adenium pada saat ini. Hujan yang terus menerus bisa merusak tanaman anda. Hujan memang berkah bagi umat manusia. Karena dengan hujan tanaman akan bersemai dan tanah menjadi subur. Namun juga harus waspada dan hati-hati bagi pemilik tanaman gurun, seperti adenium dan sejenisnya.

Coba kita tengok dan amati adenium kita, bila daun banyak menguning, rontok dan batang terlihat layu, kemungkinan tanaman kita mengalami busuk akar hingga bonggol. Perlu diwaspadai, tanaman adenium memang rentan terhadap air. Saat ini hujun turun dengan curah yang sangat tinggi. Bila media tanam basah dan terlalu banyak menyimpan air yang berlebihan, kemungkinan tanaman kita akan menjadi busuk.

Bila adenium anda mengalami hal tersebut, busuk akar sampai bonggol, jangan buru-buru dibuang. Masih ada jalan keluar. Bahkan bila anda merawatnya dengan benar dan jeli, kemungkinan adenium anda akan mempunyai bentuk yang artistik dan lebih indah.

Dibawah ini adalh tip merawat adenium yang mengalami pembusukan akar hingga bonggol.

Langkah-langkah menangani adenium busuk akar dan bonggol

* Cabut adenium dari potnya.

* Bersihkan dari tanah/ media yang menempel pada akar/ bonggol dengan cara dicuci pada air yang mengalir.

* Potong dengan pisau tajam/ cutter bonggol yang membusuk hingga hilang secara keseluruhan akar dan batang yang membusuk (bonggol busuk biasanya berair lebih banyak, warna kusam hingga hitam). Bila ada celup larutan fungisida.

* Keringkan dengan cara digantung hingga terkena sinar matahari penuh 2 hingga 4 hari sampai bekas sayatan menjadi kering dan mengeras.

* Raba bagian bekas sayatan/ potongan hingga terasa keras, kering dan tidak mengeluarkan air lagi

* Tanam kembali pada media kering sampai 2 hari ditempat teduh


* Setelah 2-4 hari siram media tanam dengan air secukupnya (jangan berlebihan)

* Tempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari secara tak langsung (missal ; dibawah paranet, teras rumah.


Pasca Penanaman Kembali

Setelah tanaman ditanam kembali jangan bingung bila adenium akan rontok daunnya. Bahkan kadang hampir seluruh daun akan menguning dan rontok. Kadang juga akan muncul bunga pada ujung batang.

Hal itu biasa.Penyiraman hanya bersifat memancing metabolisme. Pada saat tersebut tanaman sedang pada masa penyesuaian dan pemulihan. Jadi jangan berlebihan air. Bila tunas-tunas baru telah muncul, berarti tanaman anda telah siap untuk ditempatkan kembali pada area yang bisa langsung terkena sinar matahari penuh. Semoga tip ini bermanfaat.

Pemeliharaan Adenium

Cara Pemeliharaan adenium

Cara Pemeliharaan

Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Terlebih lagi telah terjadi domestikasi sehingga hanya anakan yang tahan terhadap air-lah yang mampu bertahan dalam kondisi yang basah. Anakan tersebut lebih tidak senang terhadap kekeringan daripada yang ada di alam. Adenium akan mati saat terjadi kombinasi dari keadaan dingin dan basah ataupun dengan terlalu banyak menyiram pada media yang lengket dan drainase-nya tidak bagus..

Namun keadaan dingin ini (di bawah 10C) tidak dijumpai di semua wilayah Indonesia (kecuali di pegunungan), sehingga tanaman adenium ini dapat lebih cepat tumbuh karena mendapat panas yang cukup dengan tak lupa air yang cukup.

a. Media tanam
b. Pot/wadah tanam
c. Pengairan/penyiraman
d. Lingkungan
e. Pemupukan
f. Pemangkasan



a. Media tanam

Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal. Namun pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang digunakan adalah yang cukup mengikat air.

Cara pemupukan juga perlu diperhatikan apakah akan secara siram (dilarutkan dalam air siraman) atau dengan mencampur ke media atau diletakkan di atas media, atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

Campuran media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk (cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, sekam, pupuk kandang, pupuk kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain. Beberapa bahan di atas dicampur dengan perbandingan menjadi media yang disesuaikan dengan kebutuhan penyerapan air dan pemupukan menurut kebutuhan masing-masing grower .

Seringkali di dasar pot diberi kerikil, pecahan batu bata, pecahan genteng, ataupun styrofoam. Ada pula grower yang tak menambahkan dasaran di bagian bawah pot melainkan menggunakan kain jala untuk mencegah media keluar dari lubang drainase.

kembali ke atas


b. Pot/wadah tanam

Segala macam pot dapat dipakai. Kita harus hati-hati dengan pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah pecah.

Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari pot.

Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak.

Saat akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang baru, atau jika media lama masih laik maka dapat pula disisakan dan di sela-sela-nya diisi dengan media yang baru. Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.

kembali ke atas


c. Pengairan/penyiraman

Seberapa banyak tanaman adenium disiram tergantung pada masa tumbuh dari adenium tersebut. Jangan biarkan media sampai kering saat adenium sedang tumbuh (terlihat ada bakal daun yang siap tumbuh membesar) karena akan menghambat pertumbuhannya. Bahkan adenium yang sedang tumbuh dapat disiram setiap hari asalkan media dan drainasenya bagus. Lain halnya saat pertumbuhan berhenti, yaitu saat tidak ada bakal daun baru yang ditandai dengan warna daun yang serupa (misalnya: daun berwarna hijau tua semua, tidak ada pucuk yang berwarna hijau muda). Pada saat ini, media harus dibiarkan mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pengairan ini hanya berfungsi agar bonggol adenium tidak berkerut.

Ada berbagai aspek yang mempengaruhi cepatnya media mengering, seperti kebutuhan tanaman akan air, besarnya wadah dan jenis media yang digunakan. Tanaman yang masih muda membutuhkan lebih banyak air daripada yang sudah berumur.

Saat memindah tanaman ke media baru adalah saat yang kritis, karena seringkali ada cacat pada akar yang tidak kita ketahui. Cacat tersebut dapat mengakibatkan busuknya tanaman pada saat terkena air yang cukup banyak. Ketika terjadi pembusukan yang ditandai dengan daun yang menguning secara tidak normal, maka harus segera dilakukan penyelamatan pada tanaman tersebut. Caranya dapat dilihat di penyelamatan bonggol yang membusuk.

Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media. Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot.

kembali ke atas


d. Lingkungan

Suhu
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis(30 -35 C). Namun, semakin panas akan mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Suhu yang dingin pada malam hari (di bawah 10 C) akan meyebabkan adenium berhenti tumbuh.

Kelembaban
Kelembaban yang tinggi sangat disukai adenium. Saat musim hujan adalah saat di mana kelembaban tinggi, tapi adenium harus terlindungi dari curahan hujan agar sesuai dengan kebutuhan airnya. Untuk itu, rumah kaca akan sangat membantu. Namun jika budget terbatas, dapat pula digunakan plastik transparan untuk menutupi curahan hujan tanpa menghalangi sinar matahari yang masuk. Warna bunga akan kurang keluar jika keadaan lingkungan terlalu kering.

Sinar matahari
Sinar matahari penuh akan disukai oleh adenium terutama saat kelembaban tinggi. Namun hati-hati dengan bonggol yang terekspos terik matahari karena dapat terbakar. Seringkali para pembiak menggunakan koran bekas untuk membungkus bonggol yang berada di permukaan agar tidak tersengat terik matahari. Agar dapat berbunga dengan baik, kebanyakan adenium butuh paling tidak 4-5 jam cahaya matahari langsung.

Hujan
Sedikit terkena hujan akan baik bagi adenium. Saat hujan terlalu banyak menerpa, maka hujan harus dihalangi misalnya dengan atap plastik transparan. Hujan yang terlalu banyak, apalagi dikombinasi dengan suhu yang dingin dapat menyebabkan bonggol membusuk.

kembali ke atas


e. Pemupukan

Kuncinya adalah sedikit dan sering. Jika adenium mendapat kondisi yang ideal, maka dia dapat tumbuh dengan sangat cepat. Namun jika terlalu banyak pupuk, maka adenium akan mati. Untuk yang tidak suka repot, cukup tambahkan pupuk untuk kaktus ataupun pupuk kandang yang merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh adenium. Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula digunakan karena harganya yang lebih murah, namun dosisnya harus sangat diperhatikan karena sangat mudah untuk menjadi kebanyakan. Biasanya pupuk kimia ini dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan optimal.

Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kombinasi yang pas membutuhkan coba-coba disesuaikan dengan keadaan media, tingkat pertumbuhan, dan stressing (untuk pertumbuhan atau untuk pembungaan).

kembali ke atas


f. Pemangkasan

Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang haruslah dipangkas. Tak perlu takut tanaman akan mati jika tanpa daun, karena adenium sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup. Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih indah. Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah, maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu tunas saja. Setelah beberapa minggu tunas baru akan muncul, jadi haruslah sabar dan jangan terlalu banyak menyirami.

Pemangkasan ini juga berfungsi memacu pembungaan yang banyak. Biasanya, bunga yang banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi stressing pada pembungaan.

Perbanyakan Adenium

Cara Perbanyakan Adenium

Ada berbagai cara membiakkan Adenium. Jaman dahulu kita tentu sudah akrab dengan tanaman Kamboja Jepang. Sebenarnya kamboja Jepang itu adalah sama dengan tanaman adenium. Jenis yang sudah tersebar luas ini tidak bisa berbiji karena bunganya tidak bisa menghasilkan biji sehingga perkembangbiakannya hanya dengan cara vegetatif.

Kemudian muncullah jenis-jenis baru yang datang dari pengembang dari Thailand ataupun Taiwan . Jenis baru ini tentu adalah hasil silangan dari berbagai macam jenis adenium. Jenis-jenis baru ini-pun diberi nama sesuai keinginan penyilang yang tentunya didasarkan pada ciri-ciri tertentu.

Cara perbanyakannya antara lain dengan cara:

a. biji
Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan jenis-jenis adenium baru. Adenium dari biji menunjukkan bonggol yang membesar, tidak seperti perbanyakan cara vegetatif.


b.sambung

Cara yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan cara sambung/grafting. Batang bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus dengan batang atas dari jenis hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu, bekas sambungan akan menghilang dan jadilah tanaman baru yang bagus.

Batang bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan, namun batang bawah yang lebih besar juga bisa dipakai dengan menyambung di setiap cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi pertumbuhan yang baik dan sehat bagi batang atas sehingga cara sambung ini mempunyai tingkat kesuksesan tinggi.

Sambungan model v adalah yang paling sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi, meski bisa juga dilakukan dengan model rata. Panduan menyambung adenium secara step by step dapat dilihat di halaman tips & trik.

Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari agar sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali sambungan agar tidak menganggu penyerapan makanan ke batang atas. Setelah beberapa saat, cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya dipangkas agar tidak mengganggu.


c. stek

Cara ini sangat sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari biji. Dahulu cara ini yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium varietas “ Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini masih dilakukan untuk varietas-varietas yang murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong.

Cara-nya sederhana saja, potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya. Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-anginkan baru ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak pula kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas.



d. cangkok

Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa terjadi dengan cara stek. Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung menyerap unsur hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai.

Pertamakali harus dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang berwarna coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam.

Cara mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu ditutup dengan media tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup sehingga cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri.


JIKA Anda punya banyak Adenium di rumah, dan Anda kerap memangkasnya (prunning), jangan sia-siakan atau dibuang begitu saja hasil pemangkasan Anda itu. Batang-batang Adenium Anda masih bisa diperbanyak. Yaitu dengan 'memasang'nya di atas pucuk Adenium Lokal atau yang biasa disebut Kamboja Jepang.

Perbanyakan dengan cara sambung atau cara grafting itu pada dasarnya adalah menggabungkan batang atas hasil pruningan tadi, dengan batang bawah. Bahan batang bawah, harus dipilih dari tanaman Kamboja Jepang berbongol/ berdiamater mulai dari 3 cm ke atas. (Lihat: Bibit Kamboja Jepang).

Andaikata pun Anda tidak punya bahan untuk batang atas, tak perlu risau. Bahan untuk batang atas ini, banyak tersedia di pasaran dengan variasi bunga hampir mencapai 100 warna. (Lihat: Adenium Grafted)

Keunggulan yang diperoleh dengan cara perbanyakan model ini ialah, Anda dapat memperoleh tanaman yang sama atau lebih unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif singkat, hanya sekitar 14 hari (2 minggu).

Cara sambung yang lazim dilakukan pada adenium adalah cara sambung pucuk (top grafting). Bagaimana caranya? IKuti petunjuk berikut:

Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.

Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.

Masukkan batang atas tsb ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.

Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tsb menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.

Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.


Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari. Dan Anda sudah berhasil, 'menciptakan' Adenium baru. Mudah bukan?

Penyakit Adenium

Penyakit Adenium serta Pengobatannya


Musim hujan seperti saat ini adalah “musuh” utama adenium. Karena saat musim hujan tiba, saat itu pula lingkungan menjadi amat lembab, sebuah kondisi yang disukai oleh penyakit untuk berkembang biak. Ada tiga golongan besar penyakit, yakni yang menyebabkan layu, busuk dan bercak. Biang keroknya adalah cendawan, bakteri dan virus.


Kenali dan Atasi Penyakit Adenium






1. Phomopsis
===================
Karakter :
- Disebabkan oleh organisme jamur.
- Menyerang permukaan daun yang cekung.

Gejala :
- Muncul bintik-bintik cokelat di permukaan daun. Semakin lama bintik makin melebar dan daun menguning hingga rontok.

Pengendalian :
- Musnahkan segera daun yang sudah terkena gejala.
- Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun, sebaiknya dilakukan pada pagi hari ketika sinar matahari bersinar penuh, sehingga air cepat mengering.
- Jaga kebersihan lingkungan, terutama pada musim hujan. Seegera singkirkan daun dan bunga yang sudah rontok, jangan biarkan menumpuk dan melapuk disekitar tanaman.
- Pengendalian kimiawi, gunakan fungisida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dan kaptan, seperti Manzate, Daconil, Octhocide, dengan dosis 1 gr / liter air.

2. Busuk Pangkal Batang
=======================
Karakter :
- Disebabkan oleh bakteri Erwinia Coratovora. Sp.
- Pada awal serangan, batang akan berwarna kekuningan. Lama-kelamaan menjadi cokelat tua dan membusuk.

Gejala :
- Batang berubah warna menjadi cokelat atau hitam dan mengeluarkan bau busuk / tak sedap.

Pengendalian :
- Pengendalian mekanis : jika bagian tanaman yang terserang masih terbatas, bisa dicoba diatasi dengan mencabut tanaman dan memotong bagian yang terkena. Lebihkan 5-10 Cm diatas area yang busuk. Nursery Watu Putih di Yogyakarta mengatasi penyakit itu dengan menyemprotkan Biosentri dengan dosis anjuran. Lakukan 2-3 hari masing-masing sekali. Bisa pula dikombinasikan dengan fungisida untuk mencegah perkembangan jamur. Setelah itu tanaman digantung dan dianginkan selama 2 minggu – 1 bulan.

3. Busuk Akar
==============
Karakter :
- Disebabkan oelh nematoda.

Gejala :
- Gejala hampir mirip dengan busuk pangkal batang oleh bakteri. Sepintas batang terlihat sehat, tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput karena jaringan tanaman yang diserang. Nematoda pertama kali menyerang bagian akar tanaman.
- Lama kelamaan daun akan menguning lalu gugur.

Pengendalian :
- Gunakan insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti Furadan 3G, untuk pencegahan.
- Jika akar sudah terlanjur terserang, buang semua akar serabut daan bagian yang membusuk. Rendam akar hingga pangkal akar selama ½ jam di larutan membusuk. Lalu angkat dan angin-anginkan dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu kemudian, tanam di media baru. Jika serangan batang sudah parah, potong pucuknya untuk disambung lagi ke batang baru.

4. Rebah Bibit (Seedling Dump Off)
====================================
Karakter :
- Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia Sp.
- Cendawan menyerang bibit yang baru pindah tanam dari persemaian.
- Patogen menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi.
- Patogen dapat hidup dan bertahan lama di dalam tanah.

Gejala :
- Serangan pada pangkal batang adenium yang baru berkecambah, sehingga menyebabkan tanaman rebah.
- Selain disebabkan oleh cendawan, rebah bibit juga bisa terjadi akibat ketidak hati-hatian saat pemindahan bibit. Untuk mencegahnya tempatkan bibit secara tunggal dalam pot berukuran agak besar sehingga pemindahan bisa dilakukan saat bibit sudah kuat.

Pengendalian :
- Bibit yang terserang sebaiknya dibuang dan dibakar agar tidak menjadi sumbel inokulum.
- Jika belum parah, kumpulkan semua tanaman yang sakit, lalu semprotkan fungisida dengan frekuensi 1 – 1 minggu sekali, sesuai dosis anjuran.

5. Fusarium (Layu Pucuk)
========================
Karakter :
- Disebabkan oleh cendawan.
- Menyerang pucuk tanaman.
- Penyebaran berlangsung sangat cepat.

Gejala :
- Pucuk tanaman membusuk, tetapi tidak berbau jika dicium.

Pengendalian :
- Pengendalian mekanis : karena sifat penyebarannya yang sangat cepat dianjurkan untuk memangkas bagian yang tertera. Oleskan fungisida pada luka potongan.
- Pengendalian kimia : dengan aplikasi fungisida berbahan aktif Mankozeb, Klorotalonil dan kaptan seperti Manzate, Deconil dan Orthocide

Penyemaian Adenium

Cara Semai Bibit adenium



Berikut ini merupakan anjuran menyemai biji adenium untuk mendapatkan tingkat germinasi maksimum.

Rendam biji Adenium dalam air selama ± 1 jam. Bisa juga dilarutkan fungisida.

Siapkan wadah khusus (tray) untuk menyemai. Atau bisa menggunakan apapun juga asal bisa menampung media dan saluran drainase-nya bagus.

Media yang sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), sekam bakar, pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.

Taruh media di dalam wadah lalu basahi media tersebut.

Buat lubang sedalam 1 cm secara rapi, bisa menggunakan pensil atau jari.

Taruh biji secara horizontal/mendatar/tidur di dalam lubang yang telah dibuat.

Tutup lubang dengan media.

Lingkungan yang baik untuk menyemai adalah dalam suhu 20 - 35 derajat Celcius, sirkulasi udara baik, dan terkena sinar matahari yang terhalangi 50%.

Selama sekitar 2 minggu yaitu sampai dengan berkecambah, biarkan media selalu basah tapi tidak becek.

Setelah berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media tanam harus dibiarkan agak mengering sebelum dilakukan penyiraman berikutnya (diperlakukan seperti tanaman dewasa).

Pemupukan dapat dilakukan setelah umur 2 minggu yaitu dengan melarutkan pupuk ke air siraman dengan konsentrasi rendah.

Setelah muncul 3-4 pasang daun (sekitar umur 2 bulan), Adenium siap dipindahkan ke pot-pot tersendiri.




Pemilihan Biji Adenium







Biji Adenium
---------------

Biji adenium dapat diperoleh dari penyerbukan bunga secara alami ataupun dengan bantuan manusia. Tentunya hibrida yang bagus adalah hasil penyerbukan disengaja oleh penangkar yang kemudian dipilih varietas yang unggul.

Biji dari hasil penyerbukan alami tidak bisa dikontrol keturunannya sehingga sulit mendapat jenis pembungaan yang bagus. Biji ini biasa digunakan sebagai batang bawah karena murah dan sifat bonggol-nya yang bagus masih bisa didapat.


Sifat biji adenium
---------------
Banyak orang bilang kalau adenium itu merupakan tanaman gurun. Anggapan ini tidak salah karena memang tanaman ini ditemukan di daerah gurun. Yang perlu diketahui adalah adenium itu sebenarnya berasal dari tanaman tropis. Dahulu kala dunia tropis dari adenium berangsur menjadi gurun. Jenis adenium yang tidak tahan terhadap lingkungan yang semakin sulit akan mati. Tetapi ada sedikit yang masih bertahan dan menjadi tumbuhan adenium yang kita kenal sekarang.

Cara yang paling cocok di daerah gurun untuk menyebarkan keturunan secara generatif adalah dengan angin. Biji adenium dibekali dengan bulu, berkulit tipis dan berongga, sehingga mudah melayang terbawa angin. Saat biji masak, maka polong (seed pod) akan pecah dan menghamburkan biji-biji adenium yang berada di dalamnya. Sepasang polong ini biasanya menghasilkan 100-150 biji dengan waktu pemasakan sekitar 80 hari. Jumlah isi per polong sangat tergantung pada kondisi indukan misalnya: besar pohon induk, nutrisi, jumlah polong yang harus ditanggung, dll.

Biji adenium seperti hal-nya biji-bijian lain akan tetap berada pada fase dorman sampai dia menemukan tempat yang cocok bagi pertumbuhannya. Biji adenium yang dorman akan bereaksi terhadap air. Meresapnya air ke bawah kulit biji adenium akan menyebabkan embrio menghasilkan suatu hormon. Penyerapan air juga akan membuat jaringan dalam biji menjadi terhidrasi membentuk enzim. Terbentuknya enzim ini akan memecah dormansi yang terjadi pada biji adenium.

Setelah masa dorman terlewati, maka benih mulai hidup dengan melakukan respirasi/bernafas sehingga mengubah cadangan makanan menjadi energi. Energi ini akan memicu serangkaian reaksi pembelahan, sehingga tumbuh dan melakukan diferensiasi yang akan membentuk akar, batang dan daun. Dalam persemaian tersebut, kotiledon (bagian biji yang berisi cadangan makanan) akan terangkat ke permukaan tanah. Setelah terangkat, maka kotiledon selain sebagai cadangan makanan, juga berfungsi sebagai organ fotosintetik.

Ternyata, biji adenium gampang sekali berkecambah. Namun seringkali ada biji yang tidak mau berkecambah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat kesuburan (fertilitas) benih, kualitas benih pada penanganan pasca panen, dan karena cara penyemaian yang kurang tepat.

Kulit tipis yang dimiliki oleh biji adenium menyebabkan minimnya fungsi perlindungan terhadap embrio di dalamnya oleh gangguan berupa fisik, biologis, ataupun kimiawi. Tanpa pengolahan yang benar, maka daya tumbuh biji menjadi sangat berkurang seiring bertambahnya umur. Jika penanganan seadanya, maka dalam lima bulan, tingkat pertumbuhan menjadi kecambah hanya tinggal 10% saja. Penghasil benih berpengalaman akan memebersihkan dan mengeringkan biji agar tidak mudah rusak. Cara memilih biji yang baik adalah dengan melihat warna biji. Warna yang cerah merupakan biji yang masih segar, sedangkan biji yang terlalu berumur akan berwarna coklat kotor.

Media semai biji adenium
---------------
Media penyemaian dapat berupa media apa saja yang biasa dikenal. Biji adenium mudah berkecambah, bahkan di atas kapas basah, biji adenium dapat berkecambah dengan baik (namun tidak dianjurkan). Media semai haruslah mampu menyediakan air dan udara. Air haruslah mudah mengalir ke luar dari media agar dapat tergantikan dengan udara. Media semai haruslah gembur agar kecambah dapat mendesak media ke atas untuk memunculkan kotiledon-nya. Jika kotiledon tak dapat muncul ke permukaan, maka benih akan membusuk, meski telah sempat berkecambah.

Media yang dipakai harus disesuaikan dengan kebiasaan kita dalam menyemai dan juga ketersediaan bahan. Pasir, cocopeat, sekam, sekam bakar, serbuk gergaji, daun bambu, dll dapat kita gunakan sebagi media semai. Biasanya bahan-bahan tersebut dicampur untuk menghasilkan media yang diinginkan.

Dalam penyemaian, pilih media yang bisa menahan air. Yang sering digunakan adalah campuran cocopeat, sekam bakar, dan pasir kasar dengan perbandingan 2:2:1.

cara penyemaian biji adenium
---------------
Kita dapat menggunakan wadah apapun untuk menyemai, seperti: plug tray, keranjang, pot, polybag, gelas plastik yang dilubangi, dll asalkan mampu mengalirkan air dengan lancar. Namun perlu diperhatikan segi kepraktisan, rencana ke depan untuk tanaman tersebut, dan tentunya juga harga. Yang sering digunakan adalah plug tray karena praktis dan hasil-nya rapi.

Masukkan media dalam wadah lalu basahi/siram dengan air. Kemudian lubangi secara rapi menggunakan jari tangan atau pensil sedalam kurang dari 1 cm. Letakkan biji ke dalam lubang-lubang tadi secara mendatar/horizontal/tidur. Tutup lubang tersebut dengan media. setelah benih tertanam, siram secara merata menggunakan semprotan/gembor halus. Tidak dianjurkan menggunakan gayung atau semacamnya, karena penyiraman yang tak halus dapat mengangkat biji ke permukaan, sehingga kita harus memasukkannya lagi ke media. Penyiraman dilakukan sampai ada air mengalir dari dasar wadah semai. Lakukan pelabelan yang berisi jenis tanaman dan tanggal penyemaian.

Letakkan semaian di tempat yang mempunyai aliran udara baik dan memperoleh cahaya matahari sekitar 50%. Suhu yang paling baik adalah antara 20° – 35° C. Cahaya matahari yang terlalu banyak dapat mengakibatkan malasnya batang untuk memanjang, sedangkan aliran udara yang baik akan mendukung respirasi benih.

Selama satu minggu, sampai benih berkecambah dan menampakkan sepasang daun, media harus selalu basah (tapi tidak becek). Setelah itu, media harus dibiarkan sampai agak kering (tidak sampai terlalu kering) sebelum dilakukan penyiraman berikutnya. Pemupukan dapat dilakukan saat bibit sudah berumur 2 minggu. Pemupukan dilakukan dengan melarutkan sedikit pupuk dalam air siraman. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk seimbang seperti 20:20:20.